Duh Gusti!
Cintamu, Cintaku, seperti akar tanaman yang mengikat erat batang pohon yang hendak mati
menancap kuat pada batang itu, menahannya dari roboh hingga tegak berdiri
semakin lama, tajam akar itu makin mengikat makin menjadi
hingga saat dipaksakan untuk berhenti
hanya tersisa luka tak terperi
Ah, sebuah kisah mimpi yang tak ingin terbanguni
Ingat saat ceritamu, tentang dia
tentang lelaki yang telah membuatmu luka
betapa geram rasa di dada
tapi aku bisa apa?
hanya bisa memendam amarah itu saja
Ah, sebuah cinta yang makin meraja
Duh Gusti, kenapa harus di waktu yang salah?
bertemu belahan hati pelepas gundah
seseorang yang membuatku kembali melangkah
Duh Gusti, Pemilik semesta
ijinkan untuk sekali ini saja
Biarkan ku terlelap, dan jangan biarkan kuterjaga
****
Tidak ada komentar: